
Maraknya startup yang bermunculan di Indonesia sehingga mulai populer di kalangan para mahasiswa, membuat mereka memiliki pilihan selain perusahaan yang sudah mapan dalam bekerja setelah lulus kuliah nanti. Pada sesi Kickstart Forum Kamis (27/11) dalam rangkaian program Startup Asia Jakarta 2014, Jason Lamuda (co-founder dan CEO BerryBenka) berbagi tips bagi para mahasiswa sebelum memutuskan bekerja apakah di suatu startup atau perusahaan yang sudah mapan. Apa sajakah tips yang dibeberkan oleh Jason yang sempat kuliah S1 Teknik Kimia di Purdue University ini? Baca juga: Khailee Ng: 5 efek yang membuat pitching Anda berkesan dalam 3 menit Sebelum memutuskan untuk terjun ke dunia startup, Jason juga sempat bekerja di perusahaan mapan sebagai business analyst di McKinsey & Company pada Agustus 2008 selama dua tahun. Saat itu Jason baru meraih gelar master dari Columbia University jurusan Teknik Finansial (Financial Engineering). Kemudian pada Agustus tahun 2010, Jason memutuskan untuk meluncurkan startup pertamanya yaitu Disdus hingga diakuisisi oleh Groupon sebagai situs daily deals terbesar di dunia pada April 2011 dan kini berubah nama menjadi Groupon Indonesia. Setelah satu setengah tahun di Groupon Indonesia, Jason keluar dan mendirikan BerryBenka dari nol bersama pacarnya (yang kini sudah menjadi istri), Claudia Widjaja. Terlepas dari para mahasiswa nantinya akan bekerja pada suatu startup atau perusahaan yang sudah mapan, Jason memberikan tips sebagai berikut:
1. Carilah pekerjaan sesuai dengan bidang yang sangat disukai
Apapun pekerjaannya baik itu di suatu startup ataupun perusahaan yang sudah mapan, pastikan kalian mencari pekerjaan dengan bidang yang memang sangat disukai. Mungkin kalian sudah tidak asing dengan istilah “Follow your passion”. Ya, “passion” — orang pada umumnya secara sederhana menerjemahkannya dengan “kesukaan pribadi” atau “yang paling disukai” — bisa memandu kalian untuk sukses di dunia kerja. Karena, jika kalian bekerja sesuai dengan bidang yang memang sangat disukai, kalian akan merasa seperti sedang tidak bekerja, melainkan sedang mengerjakan sesuatu yang sudah disukai bahkan bisa jadi dicintai. Bahkan, misalkan di tengah perjalanan karir kalian merasa ada passion lain yang lebih disukai, bagi Jason itu bukan sebuah masalah, namun tetap ikuti keinginan tersebut. Karena passion memang kemungkinan bisa berubah bahkan bertambah sesuai pengalaman hidup seseorang. Itulah yang menyebabkan Jason banting setir sebagai entrepreneur khususnya dalam bidang teknologi yaitu startup, karena passion Jason adalah entrepreneurship. Padahal sebelumnya, Jason sempat bekerja pada perusahaan multi-national company yang sudah mapan.
2. Bekerjalah untuk belajar
Siapa bilang jika proses belajar berhenti setelah wisuda S1 diselenggarakan? Memasuki dunia kerja sama dengan memasuki tahap pembelajaran selanjutnya. Jason menuturkan, bagaimana mungkin dia yang lulusan S1 Teknik Kimia dan S2 Teknik Finansial, tetapi kini bisa menjadi entrepreneur di bidang startup teknologi kecuali tanpa semangat belajar yang terus menerus? Jason mengisahkan masa lalunya bahwa setelah dua tahun bekerja di McKinsey, dia kembali ke Indonesia dan memulai sesuatu yang baru saat itu yakni mendirikan startup. Untuk menunjukkan kesungguhannya Jason menargetkan untuk berdedikasi dua sampai tiga tahun untuk menguji apakah startup dia sukses atau tidak. Logikanya sederhana, kalau selama periode itu ternyata startup-nya gagal, dia masih bisa kembali mencari pekerjaan. Bukan hanya itu, Jason juga akhirnya memutuskan untuk belajar lagi dengan mengikuti kursus kilat pemrograman di Binus, karena dia menyadari bahwa dia tidak tahu cara membuat sebuah website atau setidaknya dia mengikuti kursus tersebut sekedar untuk memahami dasar-dasar pemrograman. Kesimpulannya, baik itu kalian akan bekerja di suatu startup atau perusahaan yang sudah mapan, proses pembelajaran itu harus tetap berlanjut. Karena bekerja hakikatnya juga belajar dengan “mata kuliah” dalam bentuk lain.
3. Kenali siapa calon atasan kalian
Pada dasarnya hidup itu harus lebih baik daripada sebelumnya termasuk saat memasuki dunia kerja. Oleh karena itu, baik bekerja di suatu startup maupun perusahaan yang sudah mapan, pastikan kalian mengenali siapa calon atasannya nanti. Mengapa? Karena kualitas seorang atasan bisa memengaruhi kualitas bawahan selama dia bisa belajar dari atasan tersebut. Tips ketiga ini menjadi penting agar kalian bisa menjadi manusia yang lebih baik daripada sebelumnya. Apalagi sekiranya kalian memutuskan untuk bekerja di suatu startup, pastikan founder-nya dikenal passionate pada bidang startup yang tengah dikelolanya. Satu hal yang Jason tekankan bahwa ketika kalian mencari pekerjaan, pada saat yang sama juga kalian sebenarnya sedang mencari pemimpin yang bisa mendorong kalian menjadi pribadi yang lebih baik.
4. Bekerjalah dengan orang-orang yang terbaik
Setelah memasuki dunia kerja baik itu di suatu startup maupun perusahaan yang sudah mapan, pastikan kalian memilih teman satu kantor yang dianggap terbaik. Karena dari kualitas diri mereka lah, kalian memiliki peluang untuk terpengaruh menjadi pribadi yang lebih baik juga. Selain itu, pahami juga budaya startup atau perusahaan setempat yang tiap satu sama lain bisa jadi berbeda. Jason mencontohkan jika budaya kerja di Kaskus cenderung menyenangkan dan terkesan “santai”. Namun, ada juga beberapa startup yang kaku dan “menegangkan”. Jason menganalogikan lingkungan kerja (termasuk rekan kerja sekantor dan budaya kerja) yang kondusif untuk mengubah diri menjadi lebih baik itu seperti “Roket”. Jason mengutip pernyataan Sheryl Sandberg saat dia akan bergabung dengan Facebook dan kini menjabat sebagai Chief Operational Officer (COO) Facebook: Jika Anda ditawari sebuah kursi di suatu roket, jangan tanya kursinya dimana! Ambil saja! Carilah tempat bekerja yang memiliki kriteria seperti “Roket”! Pada sesi tanya jawab Jason memberikan beberapa pencerahan lain bagi peserta yang kebanyakan para mahasiswa antara lain pentingnya mencari tempat pekerjaan yang memiliki potensial di beberapa tahun yang akan datang. Hal ini khususnya berlaku bagi kalian yang dilema antara masuk ke perusahaan yang sudah mapan atau startup tapi memiliki potensi menjadi perusahaan teknologi besar nantinya. Selain itu, Jason menekankan pentingnya peran pemimpin dalam memberikan contoh yang baik bagi para bawahannya.
sumber
l
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon