Berjuang Dari Labirin Mematikan

"We cannot be sure of having something to live for, unless we are willing to die for it ." Kata-kata Che Guevara itu seolah jadi pondasi kisah "The Maze Runner", sebuah adaptasi novel trilogi dystopian karangan James Dashner.


Che membakar semangat para pejuangnya untuk punya tujuan dalam hidup. Bahkan bila perlu mati demi cita-cita, sebuah kemerdekaan hakiki yang diidamkan setiap individu. Begitu pula Thomas yang terjebak dalam labirin aneh, harus berjuang dengan darah dan nyawa agar dapat keluar, dan kembali pada dunianya yang normal.





Kisahnya berawal dari suatu hari yang merubah masa depan Thomas selamanya. Ia terbangun di dalam lift dalam kondisi amnesia, tak ingat apa pun selain namanya sendiri. Begitu pintu lift terbuka, 60 remaja laki-laki menyambutnya. Mereka adalah para penghuni labirin raksasa yang terkurung selama bertahun-tahun. 


Kelompok itu harus bertahan hidup dengan bertani, dan semua perlengkapan dibuat sendiri. Setiap 30 hari seorang anak baru muncul jadi penghuni baru. 


Thomas dan kelompok barunya itu berupaya mencari jalan keluar dari labirin yang penuh mahluk mematikan. Selama bertahun-tahun mereka berupaya, selama itu pula mereka gagal dan putus asa.


Sampai suatu hari seorang gadis yang koma tiba dengan catatan aneh. Gadis ini adalah pendatang terakhir. Thomas merasa ada rantai ingatan misterius dengan gadis tersebut dalam upayanya mencari jati diri sebenarnya, sekaligus keluar dan bebas merdeka.


Bisakah mereka keluar? Hanya sebuah kalimat penyemangat terucap bahwa kesempatan itu pasti ada, seperti ditulis James Dashner dalam novelnya, "Suatu hari, di suatu tempat, jalan keluar mungkin muncul. Kita tak bisa menyerah, selamanya."







Sumber:
harnas.co
Previous
Next Post »
Thanks for your comment